MAKALAH PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
DI
SUSUN OLEH :
Erika Pradita /13114606
TAHUN
AJARAN 2017/2018
UNIVERSITAS
GUNADARMA
3KA23
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan anugerahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik. Makalah ini merupakan hasil
pengumpulan data mengenai “Pengembangan
Sistem Pendukung Keputusan” sebagaimana yang akan menjadi acuan pembelajaran
dalam bidang studi mata kuliah Bahasa
Indonesia, adapun tujuan selanjutnya adalah untuk memenuhi salah satu syarat
tugas mata kuliah Sistem pendukung Keputusan itu sendiri. Kami menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Depok, 5 April 2017
(Penulis)
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar…………………………………………………………………..
Daftar
Isi………………………………………………………………………...
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………..
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………….
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian SPK……………………………………………………………………..
2.2 Siklus
Hidup – SDLC Tradisional………………………………………………….
2.3 Prototyping metodologi
pengembangan…………………………………………….
2.4 Manajemen
Perubahan………………………………………………………………
2.5 Perangkat dan tingkat teknologi
SPK………………………………………………
2.6 Platform pengembangan
SPK……………………………………………………….
2.7 memilih perangkat pengembangan
SPK…………………………………………..
2.8 SPK yang dikembangkan oleh tim atau individu…………………………………..
2.9 Mengembangkan SPK
bersama……………………………………………………..
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………
3.2 Saran………………………………………………………………………………..
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………….
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Proses
pengambilan keputusan telah dianggap sebagai hal kritis di perusahaan yang
dicapai melalui pengalaman (knowldege). Tetapi, dengan semakin bertumbuhnya
tingkat kerumitan dari bisnis tersebut telah membuat proses pengambilan
keputusan tersebut menjadi lebih sulit. Hal itu disebabkan semakin banyaknya
alternatif keputusan yang ada, semakin besar pengaruh sebuah keputusan di dalam
perusahaan dan semakin tidak tentunya perubahan yang mungkin terjadi di
lingkungan perusahaan. Butuh suatu sistem pendukung keputusan dimana sistem
tersebut dapat memberikan informasi mengenai keputusan yang terbaik berdasarkan
informasi yang didapatkan.
Setelah system
tersebut telah ada, maka diperlukan pengembangan-pengembangan sebagai tindak
lanjut dari tahap berikutnya. Hal ini didasari oleh perkembangan dan tuntutan
perkembangan teknologi.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan makalah ini menjelaskan tentang:
·
Pengertian
SPK
·
Siklus
Hidup – SDLC Tradisional
·
Prototyping
metodologi pengembangan
·
Manajemen
Perubahan
·
Perangkat
dan tingkat teknologi SPK
·
Platform
pengembangan SPK
·
memilih
perangkat pengembangan SPK
·
SPK
yang dikembangkan oleh tim atau individu…………………………………..
·
pengembangkan
SPK bersama
1.3
Tujuan
Adapun tujuan
dari makalah ini antara lain untuk memberikan kemudahan bagi orang-orang
khususnya bagi mahasiswa untuk memahami mengenai konsep pengembangan SPK.
BAB 2 PEMBAHASAN
2. 1 Definisi
Pengembangan SPK
Suatu SPK
harus dibangun dengan memperhatikan umpan balik dari pemakai agar
pengembangannya berjalan dengan benar. Pembangunan SPK dilakukan dalam berbagai
cara. Dibedakan antara pendekatan life cycle (daur hidup) dan iterative process
(proses berulang).
2.2 Siklus
hidup HDLC Tradisional
Pendekatan sistem adalah sebuah
metodologi. Metodologi adalah suatu cara yang direkomendasikan dalam melakukan
sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala
jenis masalah.
Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle-SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.
Beberapa pendekatan pengembangan sistem adalah :
Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle-SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.
Beberapa pendekatan pengembangan sistem adalah :
SDLC tradisional adalah metode pengembangan sistem informasi klasik yang mengikuti suatu pola teratur secara bertahap yang dikerjakan dari atas ke bawah. SDLC tradisional seringkali disebut pendekatan waterfall. Aktivitas dalam siklus ini memiliki aliran satu arah menuju penyelesaian proyek. Tahapan dalam SDLC tradisional adalah sebagai berikut :
- Perencanaan
- Analisis
- Perancangan
- Implementasi
- Penggunaan
Perencanaan
Sasaran
Tahap perencanaan adalah diperolehnya cakupan dari proyek pengembangan sistem
dan dasar-dasar untuk kendali.
Tahap perencanaan terdiri dari :
Tahap perencanaan terdiri dari :
§ Menyadari
adanya masalah atau pemicu masalah
§ Menetaplan
masalah
§ Mengidentifikasi
kendala sistem
§ Membuat
studi kelayakan
Analisis
Tujuan
dari tahap analisis adalah memahami permasalahan secara menyeluruh dan mendefinisikan
kebutuhan pemakai (apa yg harus dilakukan oleh sistem utk memenuhi keinginan
pemakai).
Tahap analisis terdiri dari :
Tahap analisis terdiri dari :
§ Mengumumkan
penelitian sistem
§ Mengorganisasik
tim proyek
§ Mendefinisikan
kebutuhan informasi
§ Mendefinisikan
kriteria kinerja sistem
§ Menyiapkan
usulan perancangan
§ Menerima
atau menolak perancangan
Perancangan
Tujuan dari tahap perancangan adalah
menentukan solusi yang dapat memenuhi kebutuhan informasi pemakai yang sudah
didefinisikan dan
membuat suatu model implementasi yang akan dibangun kemudian.
Tahap perancangan terdiri dari :
membuat suatu model implementasi yang akan dibangun kemudian.
Tahap perancangan terdiri dari :
§ Menyiapkan
perancangan sistem rinci
§ Mengidentifikasi
alternatif konfigurasi sistem
§ Mengevaluasi
alternatif konfigurasi sistem
§ Memilih
konfigurasi terbaik
§ Menyiapkan
usulan penerapan
§ Menyetujui
atau menolak penerapan sistem
Implementasi
Tujuan tahap implementasi adalah
mendapatkan sistem informasi sesuai dengan kebutuhan pemakai.
Tahapan implementasi tesdiri dari :
Tahapan implementasi tesdiri dari :
§ Merencanakan
penerapan
§ Mengumumkan
penerapan
§ Mendapatkan
sumber daya HW
§ Mendapatkan
sumber daya SW
§ Menyiapkan
basis data
§ Menyiapkan
fasilitas fisik
§ Pelatihan
pemakai
§ Masuk/peralihan
ke sistem baru
Penggunaan
Tujuan tahap penggunaan adalah menjaga
agar sistem tetap beroperasi secara normal, dapat mengantisipasi penyimpangan
yang mungkin dialami sistem dan melakukan evaluasi sistem.
2.3 Prototyping
metodologi pengembangan
Prototyping
metodologi pengembangan merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang
menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap
sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai. Hal ini berbeda dengan
pendekatan SDLC tradisional (konvensional) yang lebih banyak menghabiskan waktu
untuk menghasilkan spesifikasi yang sangat rinci sebelum pemakai dapat
mengevaluasi system. Mengingat kebanyakan pemakai mengalami kesulitan dalam
memahami spesifikasi sistem berakibat bahwa pemakai tidak begitu paham sampai
pengujian dilakukan, selain itu, prototipe membuat proses pengembangan sistem
informasi menjadi lebih cepat dan lebih mudah, terutama pada kedaaan kebutuhan
pemakai sulit untuk diidentifikasi. Prototipe dapat dibuat dengan menggunakan
perangkat-perangkat, misalnya Visual BASIC dan PowerBuilder, ataupun DBMS
(Database Management System) seperti Microsoft Access, sehingga pembuatan
program dapat dilakukan dengan cepat
1.
Sasaran
Prototipe :
1.Mengurangi waktu sebelum pemakai melihat sesuatu yang konkret dari usaha pengembangan sistem
2.Menyediakan umpan balik yang cepat dari pemakai kepada pengembang
3.Membantu menggambarkan kebutuhan pemakai dengan kesalahan yang lebih sedikit
4.Meningkatkan pemahaman pengembang dan pemakai terhadap sasaran yang seharusnya dicapai oleh sistem
5.Menjadikan keterlibatan pemakai sangat berarti dalam analisis dan desain sistem
1.Mengurangi waktu sebelum pemakai melihat sesuatu yang konkret dari usaha pengembangan sistem
2.Menyediakan umpan balik yang cepat dari pemakai kepada pengembang
3.Membantu menggambarkan kebutuhan pemakai dengan kesalahan yang lebih sedikit
4.Meningkatkan pemahaman pengembang dan pemakai terhadap sasaran yang seharusnya dicapai oleh sistem
5.Menjadikan keterlibatan pemakai sangat berarti dalam analisis dan desain sistem
2.
Pendekatan
Prototipe
Identifikasi Kebutuhan Pemakai Membuat Prototipe Menguji Prototipe Memperbaiki Prototipe Mengembangkan Versi Produksi
Identifikasi Kebutuhan Pemakai Membuat Prototipe Menguji Prototipe Memperbaiki Prototipe Mengembangkan Versi Produksi
1. Pengembang dan pemakai bertemu
2. Pemakai menjelaskan kebutuhan sistem
3. Pengembang mulai membuat prototipe
4. Pemakai menguji prototipe dan
memberikan kritikan atau saran
5. Pengembang melakukan modifikasi
sesuai dengan masukan pemakai
6. Pengembang merampungkan sistem
sesuai dengan masukan terakhir dari pemakai
3. Kelebihan Prototipe
·Pendefinisian
kebutuhan pemakai menjadi lebih baik karena keterlibatan pemakai yang lebih
intensif
·Meningkatkan kepuasan pemakai dan mengurangi risiko pemakai tidak menggunakan sistem mengingat keterlibatan mereka yang sangat tinggi sehingga sistem memenuhi kebutuhan mereka dengan lebih baik
·Mempersingkat waktu pengembangan
·Memperkecil kesalahan disebabkan pada setiap versi prototipe, kesalahan segera terdeteksi oleh pemakai
·Pemakai memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam meminta perubahan-perubahan
·Menghemat biaya (menurut penelitian, biaya pengembangan dapat mencapai 10% hingga 20% dibandingkan kalau menggunakan SDLC tradisional)
·Meningkatkan kepuasan pemakai dan mengurangi risiko pemakai tidak menggunakan sistem mengingat keterlibatan mereka yang sangat tinggi sehingga sistem memenuhi kebutuhan mereka dengan lebih baik
·Mempersingkat waktu pengembangan
·Memperkecil kesalahan disebabkan pada setiap versi prototipe, kesalahan segera terdeteksi oleh pemakai
·Pemakai memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam meminta perubahan-perubahan
·Menghemat biaya (menurut penelitian, biaya pengembangan dapat mencapai 10% hingga 20% dibandingkan kalau menggunakan SDLC tradisional)
4. Kelemahan Prototipe
·Prototipe hanya bisa berhasil jika pemakai bersungguh-sungguh dalam menyediakan waktu dan pikiran untuk menggarap prototipe
·Kemungkinan dokumentasi terabaikan karena pengembang lebih berkonsentrasi pada pengujian dan pembuatan prototipe
·Mengingat target waktu yang pendek, ada kemungkinan sistem yang dibuat tidak lengkap dan bahkan sistem kurang teruji
·Jika terlalu banyak proses pengulangan dalam membuat prototipe, ada kemungkinan pemakai menjadi jenuh dan memberikan reaksi yang negatif
·Apabila tidak terkelola dengan baik, prototipe menjadi tak pernah berakhir. Hal ini disebabkan permintaan terhadap perubahan terlalu mudah untuk dipenuhi
5. Prototipe baik dipakai pada keadaan
-Sistem mempunyai resiko tinggi
-Tidak jelas permasalahannya
-Tidak jelas kebutuhan & keinginan
-Tidak pasti ada yang ingin dilakukan
-Perancangan Dialog User – Komputer
-Bagiamana membuat dialog yg. baik, ramah, mudah ?
-Sistem diminati oleh banyak pemakai
-Mencari kesepakatan
-Basis untuk menyamakan persepsi
-User ingin cepat selesai
-User tidak sabar menunggu
-Prototipe segera memperlihatkan bentuk kerja sistem
-Masa pakai singkat
-Sistem hanya dipakai beberapa kali saja
-Ingin menunjukkan inovasi
-Pengembangan dapat menunjukkan kecanggihan
-Sistem cepat terlihat (mungkin juga cepat selesai)
-Kebutuhan berubah-ubah
-User sulit menjelaskan kebutuhan
-Menjadi keadaan yang paling umum untuk memakai prototyping
-Pengembangan dapat menunjukkan kecanggihan
-Sistem cepat terlihat (mungkin juga cepat selesai)
-Kebutuhan berubah-ubah
-User sulit menjelaskan kebutuhan
-Menjadi keadaan yang paling umum untuk memakai prototyping
2.4 Manajemen Perubahan
1. Konsep Dasar Manajemen
Perubahan
Definisi
Manajemen Perubahan adalah suatu
upaya yg dilakukan manajemen guna melakukan perubahan berencana dengan
menggunakan jasa/ bekerjasama dengan intervenis/ konsultan. Agar organisasi
tersebut tetap survive dan bahkan mencapai puncak perkembangannya.
2.Tujuan
dan Manfaat manajmen Perubahan
Perubahan
mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, tanpa adanya
perubahan maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama.
Perubahan bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap
dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman, kemajuan teknologi dan dibidang
pelayanan kesehatan adalah peningkatan kesadaran pasen akan pelayanan yang
berkualitas
3.Tipe Perubahan
Perubahan
terdiri dari 3 tipe yang berbeda, dimana setiap tipe memerlukan strategi manajemen
perubahan yang berbeda pula. Tiga macam perubahan tersebut adalah:
(1) Perubahan Rutin, dimana telah direncanakan dan
dibangun melalui proses organisasi;
(2) Perubahan Peningkatan, yang mencakup keuntungan
atau nilai yang telah dicapai organisasi;
(3) Perubahan Inovatif, yang mencakup cara
bagaimana organisasi memberikan pelayanannya.
Pada dasarnya
tidak ada satupun pendekatan yang sesuai untuk Manajemen Perubahan.
Metoda-metoda yang digunakan untuk komunikasi, kepemimpinan, dan koordinasi kegiatan
harus disesuaikan dalam menemukan kebutuhan masing-masing situasi perubahan.
Beberapa
pertanyaan yang perlu ditanyakan untuk mengakses jenis-jenis perubahan yang
ditemukan dalam organisasi adalah:
1.
Apakah
perubahan itu bersifat siklis ?
2.
Apakah
para karyawan mengantisipasi perubahan ini ?
3.
Apakah
perubahan itu berarti terjadi pergerakan dari rutinitas ke lainnya ?
Jika jawabannya “ya”, berarti terjadi perubahan
rutinitas
1.
Akankah
perubahan tersebut memberikan jalan yang lebih baik dalam pelaksanaan aktivitas
saat ini ?
2.
Apakah
perubahan mempertinggi intensitas kegiatan yang ada ?
Jika jawabannya “ya”, berarti terjadi peningkatan
perubahan
1.
Apakah
perubahan merupakan pendekatan baru secara keseluruhan atau sebuah ide untuk
organisasi ?
2.
Apakah
perubahan tersebut memerlukan pemikiran ulang dari prosedur-prosedur organisasi
saat ini ?
Jika jawabannya “ya”, berarti terjadi sebuah perubahan
inovatif
Macam-macam Perubahan :
·
Perubahan
tidak berencana
·
Perubahan
berencana
Perubahan tidak berencana :
·
Perubahan
karena perkembangan ( Developmental Change)
·
Perubahan
secara tiba-tiba (Accidental Change)
Perubahan berencana :
·
Perubahan
yangg disengaja/ bahkan direkayasa oleh pihak manajemen
·
Penerapan
pengetahuan tentang manusia secara sistematis dan tepat dengan maksud melakukan
tindakan yg berarti (Bennis, Benne dan Chin).
·
Usaha
untuk mengumpulkan, menggunakan data dan informasi guna memecahkan persoalan
sosial (Kurt Lewin).
·
Perubahan
yg dilakukan secara sengaja, lebih banyak dilakukan atas kemauan sendiri,
sehingga proses perubahan itu lebih banyak diusahakan oleh sistem itu sendiri.
4. Perubahan untuk mencapai
Sukses
Tujuan
perubahan adalah ke arah sukses organisasi. Dapat diperhatikan orang-orang
sukses di sekitar kita, pastilah kesuksesan mereka dicapai dengan melakukan
perubahan. Henry Ford, Mahatma Gandhi, Bill Gates merupakan
contoh orang-orang sukses yang meraih prestasi gemilang dengan melakukan
perubahan.
Ford melakukan
perubahan dengan menyederhanakan proses produksi mobil dan menurunkan biaya
produksi dengan signifikan. Mahatma Gandhi mengubah perjuangan yang penuh kl,
menjekerasan menjadi perjuangan dengan tanpa kekerasan. Bill Gates merevolusi
penggunaan komputer dari komputer main frame yang besar, berat, dan mahaadi
komputer personal yang lebih ramping, lebih mudah digunakan, dan lebih murah.
5.Alasan Perlu Melakukan
Perubahan
Tema tentang
“Change Management” telah menjadi topik yang populer di bahas dekade terakhir
ini. Kebutuhan untuk berubah dimotori lagi oleh revolusi di bidang teknologi
informasi. Di era digital ini, seorang pebisnis ataupun sebuah perusahaan tidak
lagi cukup untuk memenangkan “satu pertandingan” dalam arena persaingan. Untuk
sukses, yang diperlukan adalah kemenangan yang berkelanjutan. Jadi, kita tidak
bisa lagi merasa puas karena telah meraih satu prestasi. Kita dituntut untuk
terus menerus meraih prestasi. Untuk itu, perlu dilakukan perubahan yang terus
menerus.
Dengan semakin
banyaknya orang yang masuk ke bursa kerja, makin ketat persaingan kita untuk
mendapat pekerjaan. Misalkan dalam sebuah Job Fair yang menawarkan sekitar 3000
pekerjaan dibanjiri oleh sekitar 10.000 orang yang mencari kerja. Persaingan di
dalam negeri saja sudah cukup sulit, apalagi jika ditambah dengan dipermudahnya
para pekerja asing untuk ikut masuk bursa tenaga kerja di dalam negeri.
Otomatis persaingan menjadi semakin sengit.
Biasanya hanya
orang-orang yang bisa menawarkan perubahan yang mungkin terpilih. Dan dari
mereka yang telah terpilih, hanya orang-orang yang memiliki kemampuan melakukan
perubahanlah yang akan tetap dipertahankan dalam dunia kerja.
Manusia secara
alami juga mengalami perubahan fisik dari bayi, menjadi anak-anak, remaja,
dewasa, dan menjadi tua. Di tiap tahap perkembangan harus ada perubahan.
(Bayangkan saja seorang yang berusia 40 tahun tetapi masuk memiliki tingkah
laku dan pengetahuan seorang bayi).
Jika tidak
mengalami perubahan, pasti orang tersebut akan mengalami kesulitan,
disorientasi, stress, bahkan mungkin akan tidak bisa bertahan hidup. Jadi,
perubahan bukan lagi merupakan sebuah kebutuhan ataupun pilihan, melainkan
sudah menjadi keharusan. Tanpa perubahan tak ada daya juang untuk terus hidup.
6.Alasan orang takut perubahan
Walaupun perubahan merupakan suatu keharusan, kita sering merasa ragu atau bahkan enggan untuk melakukannya karena tiga alasan berikut.
Walaupun perubahan merupakan suatu keharusan, kita sering merasa ragu atau bahkan enggan untuk melakukannya karena tiga alasan berikut.
·
Alasan
yang sering kita ungkapkan adalah rasa takut. Rasa ini muncul karena karena kita tidak tahu pasti apa
yang menanti di depan kita. Banyak dari kita yang beranggapan bahwa melakukan
perubahan itu ibarat melangkah memasuki kegelapan. Kita tidak tau apa yang ada
di depan kita: lubang, batu, ataupun benda-benda tajam yang mungkin bisa
melukai kita. Bandingkan dengan melangkah dalam ruang yang terang. Walaupun
benda-benda yang sama berada di tempat ini, kita lebih yakin untuk melangkah
karena kita tahu kemana harus berjalan untuk menghindari bahaya.
·
Resiko
merupakan alasan berikut yang sering terdengar. Resiko memang merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari perubahan. Untuk mengubah nasib dari seorang pengangguran menjadi seorang
yang memiliki penghasilan, kita perlu melakukan perubahan, misalnya dengan
memulai usaha sendiri, ataupun melamar untuk bekerja di perusahaan orang lain.
Jika kita memutuskan untuk membuka usaha sendiri, resiko yang kita hadapi
adalah kerugian, bahkan kegagalan dalam berbisnis. Sedangkan untuk pilihan
melamar pekerjaan, resikonya adalah penolakan perusahaan terhadap lamaran kita.
Untuk melangkah ke jenjang karir yang lebih tinggi, kita sering dituntut untuk
mempersembahkan prestasi bagi perusahaan. Prestasi ini tentunya perlu dimulai
dari ide perubahan yang kita sampaikan pada pimpinan. Resiko yang mungkin
muncul adalah penolakan pimpinan terhadap ide tersebut. Semua resiko—
penolakan, kegagalan, dan kerugian—memang menyakitkan. Tidak heran jika banyak
dari kita yang sudah merasa nyaman dengan kondisi kita, enggan melakukan
perubahan.
·
Perubahan
seringkali diikuti dengan kesulitan. Kesulitan mencari modal, memilih lokasi usaha, mengurus
perizinan yang diperlukan, memproduksi barang, dan memasarkan produk akan
mengikuti seorang yang memutuskan untuk mencoba memulai usaha baru. Kesulitan
mencari waktu untuk belajar ditengah kesibukan bekerja, mengasah otak untuk
memahami konsep-konsep baru dari buku teks yang dipelajari, mempersiapkan diri
untuk ikut ujian akhir, menyelesaikan kasus-kasus, dan membuat lima makalah
dalam seminggu merupakan kesulitan yang perlu dihadapi seorang pekerja yang ingin
meraih nilai tambah dengan meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi
sambil bekerja.
7.Apa yang diperlukan dalam
Perubahan ?
Menurut John Taylor, salah seorang petinggi di perusahaan
otomotif raksasa General Motors, perubahan tidaklah mudah untuk dilakukan.
Dalam melakukan perubahan akan banyak kesulitan, kegagalan, dan masalah yang
dihadapi. Semua ini memang merupakan bagian dari perubahan. Untuk itu, menurut
Taylor (seperti yang dikutip oleh Anna Muoio dalam artikelnya di
fastcompany.com) dalam melakukan perubahan diperlukan keberanian, imaginasi,
dan komitmen. Tanpa ketiga hal ini, perubahan akan kandas di tengah jalan
sebelum berubah wujud menjadi sukses gemilang.
·
Keberanian
diperlukan untuk mengambil keputusan sulit untuk mengatasi ketidakpastian,
ketakutan, dan segala resiko yang bisa mencegah seseorang untuk mengambil
keputusan untuk melakukan perubahan.
·
Imaginasi
diperlukan untuk melihat kearah mana perubahan harus dilakukan.
·
Komitmen
diperlukan untuk tetap fokus pada usaha untuk meraih sukses walaupun harus
menghadapi berbagai kesulitan, hambatan, ataupun masalah.
Emily Lawson
dan Colin Price dalam artikel
mereka “The Psychology of Change Management” yang muncul dalam edisi khusus
dari The McKinsey Quarterly 2003 mengatakan bahwa untuk melakukan perubahan
diperlukan perubahan dalam cara berpikir (mindset transformation). Kedua
pengarang ini menganjurkan pada pimpinan perusahan yang akan membawa perubahan
dalam organisasi yang mereka pimpin untuk memprioritaskan perubahan mindset
para karyawan mereka.
Menurut Lawson
dan Price, motor dari perubahan adalah orang-orang yang melakukan perubahan
tersebut. Untuk membuat orang-orang ini mau melaksanakannya, diperlukan usaha
untuk mengubah cara berpikir mereka, misalnya melalui training, coaching, dan
contoh konkrit dari tingkah laku para pemimpin di perusahaan tersebut.
Dennis Hope
dalam artikelnya “Darwin Did It” yang muncul di majalah Inggris “The Reviews”
edisi February 2001 mengutip pendapat George Binney dan Colin williams yang
menggaris bawahi perlunya “sense of urgency” dan Visi yang jelas yang dapat
digunakan sebagai tuntunan arah perubahan yang akan dilakukan.
Sense of
urgency bisa muncul dari krisis, kegagalan, masalah, ancaman bangkrut, ataupun
kebingungan yang dialami seseorang ataupun sebuah perusahaan, sedangkan visi
yang jelas bisa diformulasikan dan dikomunikasikan dengan jelas kepada seluruh
jajaran yang terlibat dalam pelaksanaan perubahan agar bisa saling mendayung
kearah tujuan yang sama.
8. Cara Melakukan Bagaimana melakukan perubahan?
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melakukan perubahan. Namun, yang berikut ini adalah cara-cara yang telah sukses dilakukan oleh pebisnis kondang, maupun cara yang diusulkan oleh konsultan bisnis. Jack Welch, dari General Electrics, menawarkan dua cara ampuh yang telah membantunya mengubah GE menjadi perusahaan raksasa kelas dunia.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melakukan perubahan. Namun, yang berikut ini adalah cara-cara yang telah sukses dilakukan oleh pebisnis kondang, maupun cara yang diusulkan oleh konsultan bisnis. Jack Welch, dari General Electrics, menawarkan dua cara ampuh yang telah membantunya mengubah GE menjadi perusahaan raksasa kelas dunia.
·
Cara
pertama adalah “Destroy Your Business” (DYB). Ketika Jack Welch memimpin GE, ia
tidak menerapkan Strategic Planning seperti yang biasa dilakukan oleh para
pimpinan perusahaan lain. Ia menerapkan DYB untuk menimbulkan “sense of
urgency” pada para jajarannya untuk melakukan perubahan. Melalui DYB, Jack
Welch mengajak karyawan GE untuk mengidentifikasi kelemahan GE dan
faktor-faktor lain yang bisa menghancurkan usaha GE di masa depan.
·
Setelah
kelemahan dan masalah berhasil diidentifikasi, cara kedua yang diterapkan
adalah “Grow Your Business” (GYB) untuk memacu jajaran GE untuk memikirkan
strategi ampuh mengatasi kelemahan dan tantangan yang dihadapi, dan memacu
pertumbuhan GE agar tidak hanya tetap eksis, tetapi juga menjadi lebih baik
dari kondisi yang sekarang relatif terhadap para pesaingnya baik yang besar
ataupun yang kecil.
Cara-cara
berikut ini disampaikan oleh Nicholas Morgan dalam artikelnya yang muncul di
fastcompany. com edisi November 1996.
·
Cara
pertama adalah membuka pikiran kita terhadap berbagai ide yang ada di
sekeliling kita. Ide-ide ini bisa kita jadikan masukan yang berharga untuk
melakukan perubahan. Misalnya kita ingin memulai usaha baru, kita perlu
mensurvey (misalnya: di buku-buku, majalah, internet, forum diskusi, interview,
pengamatan) ide-ide mengenai usaha baru yang diminati, atau startegi-strategi
yang telah dilakukan oleh pengusaha-pengusaha yang telah sukses.
·
Cara
kedua adalah melakukan networking seluas-luasnya untuk mendapat ide-ide
perubahan yang sebanyak-banyaknya. Dari ide-ide ini bisa kita pilih yang
terbaik, atau bisa kita kombinasikan menjadi ide baru. Ed Schein, pakar
dibidang manajemen perubahan menekankan perlunya mengalokasikan waktu untuk
pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan perubahan. Jika
kita ingin meraih kesempatan untuk mendapat promosi ke jenjang karir yang lebih
tinggi, kita perlu melengkapi diri kita tentang persyaratan, tugas dan tanggung
jawab orang yang berada pada posisi yang kita targetkan. Dengan demikian,
ketika kesempatan promosi ada di depan mata, kita bisa menunjukkan bahwa kita
sudah siap untuk itu. Sedangkan ditingkat perusahaan, pimpinan perusahaan perlu
menyiapkan sumber daya manusianya dengan ketrampilan dan informasi yang
diperlukan untuk melakukan perubahan dari perusahaan yang hanya menjejakan kaki
pada bisnis dunia nyata, menjadi perusahaan yang melengkapi usaha dunia nyata
dengan meraih juga kesempatan berbisnis di dunia maya.
Dori DiGenti,
pimpinan perusahan konsultan Learning Mastery menyebutkan perlunya menyusun
rencana implementasi dari perubahan yang akan dilakukan dengan memasukan
etape-etape ataupun pos-pos sukses kecil yang mungkin diraih sebelum mencapai
sukses besar. Untuk itu, perlu tujuan sukses perlu di “breakdown” menjadi
sukses-sukses kecil yang bisa memacu motivasi untuk melaju ke langkah
selanjutnya menuju arah perubahan yang telah dipetakan.
9.Pihak-pihak yang Terlibat
dalam Perubahan
Hal
selanjutnya yang perlu dipikirkan adalah mengenai profil orang – orang yang
terlibat dalam perubahan. Profil orang-orang tersebut seharusnya dapat
mengorganisasi informasi dari semua orang terlibat dalam upaya perubahan.
Setiap orang akan mempunyai prioritas dan minat yang berbeda, berdasarkan
fungsi mereka. Kebijaksanaan dan diplomasi harus digunakan ketika
mempresentasikan tujuan perubahan kepada kelompok. Pesan yang sama harus
disampaikan kepada semua orang, bagaimanapun pentingnya, perlu dicermati
hal-hal khusus yang banyak relevansinya kepada kelompok.
Penyesuaian
pesan dengan minat orang-orang ini membawa kita untuk bekerja lebih efektif
dengan kebutuhan yang berbeda-beda bagi setiap individu atau kelompok. Dengan
memahami perbedaan akan meningkatkan kemungkinan menghargai pengalaman teman
sejawat. Dengan memahami konsentrasi dan minat setiap orang, akan meningkatkan
kinerja kepemimpinan. Contoh: Untuk memonitor tingkat infeksi semua staf
di klinik, termasuk para dokter, perawat, bidan, petugas kebersihan, petugas
yang menyediakan sabun dan tissue, para pasen.
10.Tahapan Dalam Manajemen
Perubahan
Suatu perubahan terjadi melalui tahap-tahapnya.
Pertama-tama adanya dorongan dari dalam (dorongan internal), kemudian ada
dorongan dari luar (dorongan eksternal). Untuk manajemen perubahan perlu
diketahui adanya tahapan perubahan. Tahap-tahap manajemen perubahan ada
empat, yaitu:
Tahap 1, yang merupakan tahap identifikasi
perubahan, diharapkan seseorang dapat mengenal perubahan
apa yang akan dilakukan /terjadi. Dalam tahap ini seseorang atau kelompok
dapat mengenal kebutuhan perubahan dan mengidentifikasi tipe perubahan.
Tahap 2, adalah tahap perencanaan perubahan.
Pada tahap ini harus dianalisis mengenai diagnostik situasional tehnik,
pemilihan strategi umum, dan pemilihan. Dalam proses ini
perlu dipertimbangkan adanya factor pendukung sehingga perubahan dapat terjadi
dengan baik.
Tahap 3, merupakan tahap implementasi perubahan dimana
terjadi proses pencairan, perubahan dan pembekuan yang diharapkan.
Apabila suatu perubahan sedang terjadi kemungkinan timbul masalah. Untuk itu
perlu dilakukan monitoring perubahan.
Tahap 4, adalah tahap evaluasi dan umpan balik.
Untuk melakukan evaluaasi diperlukan data, oleh karena itu dalam tahap ini dilakukan
pengumpulan data dan evaluasi data tersebut.
Hasil evaluasi ini dapat di umpan balik kepada tahap 1 sehingga memberi dampak
pada perubahan yang diinginkan berikutnya.
Suatu perubahan melibatkan
perasaan, aksi, perilaku, sikap, nilai-nilai dari orang yang terlibat dan tipe
gaya manajemen yang dibutuhkan. Jika perubahan melibatkan sebagian besar terhadap perilaku dan sikap
mereka, maka akan lebih sulit untuk merubahnya dan membutuhkan waktu yang lama.
Jika pimpinan manajemen perubahan mengetahui emosi normal
yang dicapai, ini akan lebih mudah untuk memahami dan menghandel emosi
secara benar.
Gambar berikut ini menunjukkan kejelasan komponen tersebut.
Gambar :
Waktu dan Kesulitan untuk
merubah Budaya/Kebiasaan
* Atkinson, P. 1990: Creating
Culture Change Bedford. IFS Ltd.
Gambar dibawah ini memperlihatkan bahwa jika paserta yang
hadir memberikan dukungan yang cukup, mereka akan dapat menerima perubahan.
Mereka tetap membutuhkan banyak dukungan untuk dapat menerima secara
keseluruhan dan memahami perubahan tersebut ke setiap tindakan dan perilaku
normal mereka sendiri. Gambar ini mengilustrasikan proses perubahan lebih baik.
Jenis-jenis Strategi Manajemen Perubahan :
·
Political
strategy : Pemahaman
mengenai struktur kekuasaan yg terdapat dalam sistem sosial.
·
Economic
Strategy : Pemahaman dalam
memegang posisi pengaturan sumber ekonomik, yaitu memegang posisi kunci dalam
proses perubahan berencana.
·
Academic
Strategy : Pemahaman bahwa
setiap manusia itu rasional, yaitu setiap orang sebenarnya akan bisa menerima
perubahan, manakala kepadanya disodorkan data yg dapat diterima oleh akal
sehat(Rasio).
·
Enginering
Strategy : Pemahaman bahwa
setiap perubahan menyangkut setiap manusia.
·
Military
Strategy : Pemahaman bahwa
perubahan dapat dilakukan dengan kekerasan/ paksaan.
·
Confrontation
Strategy : Pemahaman jika
suatu tindakan bisa menimbulkan kemarahan seseorang, maka orang tersebut akan
berubah.
·
Applied
behavioral science Model :
Pemahaman terhadap Ilmu perilaku.
·
Followship
Strategy : Pemahaman bahwa
perubahan itu dapat dilakukan itu dapat dilakukan dengan mengembangkan prinsip
kepengikutan.
2.5 Perangkat dan Tingkat Teknologi SPK
1. SPK Khusus (Spesific DSS) Suatu hardware / software yang memungkinkan
pengambil keputusan melakukan analisis terhadap suatu masalah tertentu. Contoh:
SPK interaktif grafik dalam evaluasi penjadwalan produksi.
2. Pembangkit SPK (DSS Generator) Suatu paket hardware / software yang mampu
secara cepat dan mudah membuat specific DSS. Contoh: GADS (Geodata Analysis and Display System),
dan Financial Planning system (FPS)
3. Peralatan
SPK (DSS Tools) Elemenelemen perangkat
keras dan lunak yang digunakan untuk pengem bangan SPK khusus maupun pembangkit SPK. Contoh: Bahasa
pemrograman, sistem operasi, perangkat lunak pengakses data
Terdapat 5 pihak yang berperan dalam pengembangan
ketiga tingkatan SPK:
1. Manager/Pemakai, pihak yang terlibat langsung
dalam pengambilan keputu san.
2. Penghubung, pihak yang membantu manager/pemakai
seperti wakil/asisten
3. Pembangun SPK/fasilitator, pihak yang
mengembangkan SPK khusus dari pe mbangkit. 4. Pendukung Teknik, pihak yang
mengembangkan tambahan kemampuan ata u komponen sistem yang dibutuhkan dalam
pengembangan SPK
5. Pengembang Peralatan, pihak yang mengembangkan
teknologi baru (hardw are dan software).
2.6
Platform Pengembangan SPK
Platform pengembangan SPK terdiri yaitu dari :
·
General-purpose
programming language
·
Fourth-generation
language (4GL)
·
OLAP with a
data warehouse or large database
·
DSS integrated
development tool (generator, engine)
·
Domain-specific
DSS generator
·
Use the CASE
methodology
·
Integrate
several of the above
2.7
Memilih Perangkat Pengembangan Spk
Dalam pengembangan SPK, maka kita harus memilih
perangkat sebagai berikut :
-Perangkat keras yang akan digunakan, apakah akan
menggunakan PC, Unix Workstation, Web server, atau perangkat yang sudah
tersedia.
- Perangkat lunak yang akan digunakan untuk
mengembangkan SPK.
2.8
SPK yang dikembangkan oleh Tim atau
Individu
1.pengembangan Spk Berbasis Team
• Pengembangan DSS pada
tahun 1970 dan 1980-an melibatkan skala yang bear, sistemnya kompleks, dan
didesain utama untuk mendukung organisasi.
• Sistem ini didesain oleh
tim yang terdiri dari user, penghubung, DSS builder, tenaga ahli, dan berbagai
tools
• Secara organisasi, penempatan DSS Group bisa
dimana-mana, umumnya pada lokasi:
a) Dalam departemen IS (Information Services)
b) Executive Staff Group
c) Dalam Wilayah keuangan
ataupun fungsi lainnya
d) Dalam departemen rekayasa
industri
e) Dalam kelompok manajemen
pengetahuan (Managemen Science Group)
f) Dalama kelompok pusat
informasi (Information Center Group
• Dengan berbasis Tim, maka
pembangunan DSS menjadi kompleks, lama dan prosesnya memakan biaya.
2.Pengembangan
Spk Berbasis Individu
PC telah
tersebar di seluruh organisasi, komunikasi dengan server data telah meningkat,
dan piranti perangkat lunak telah meningkat (kemampuan, user friendly,harga dan
kualitas). Sehingga para pengguna memerlukan piranti untuk mengembangkan DSS/BI
mereka sendiri, bahkan sistem berbasis web.
Berbagai
keuntungan dan resiko yang bisa didapat user jika user sendiri yang membangun
DSS
2.9 Mengembangkan
SPK Bersama
·
Pengembangan
tools dan generator
·
Penggunaan
tools otomatis
·
Penggunaan
potongan prefabrikasi
·
Dengan
menggunakan kedua tools tersebut akan meningkatkan produktivitas developer
DAFTAR
PUSTAKA
Jogiyanto,
H. M., (1993). Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi Offset: Yogyakarta.
Kumar,
N., Zadgaonkar, A. S., Shukla, A. 2013. Evolving a New Software
Development Life Cycle Model SDLC-2013 with Client Satisfaction. International
Journal of Soft Computing and Engineering (IJSCE). 3 (1) 216-217.
Raymond,
McLeod. Schell, George. 2004. Sistem Informasi Manajemen. diterjemahkan
oleh Hendra Teguh. PT. Indeks: Jakarta.
http://teguh-cahyono.blog.unsoed.ac.id/files/2016/09/PENGEMBANGAN-SPPK.pdf
Komentar
Posting Komentar