Eksistensi bahasa Indonesia dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).
TEMA : “EKSISTENSI
BAHASA INDONESIA DI TENGAH PENGARUH GLOBALISASI DAN BUDAYA LUAR”.
JUDUL : Eksistensi bahasa Indonesia dalam
menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).
Oleh : Erika Pradita
Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia, bahasa
merupakan alat penghubung seseorang agar dapat berkomunikasi dengan orang lain,
sehingga satu sama lain dapat mengerti. Setiap negara di belahan dunia memiliki
bahasa mereka tersendiri, hal tersebut sebagai ciri khas dan merupakan
identitas untuk negara mereka masing-masing.
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar
bahasa Indonesia menjadi tuan rumah dinegara kita sendiri merupakan tugas kita
bersama sebagai bangsa Indonesia. Eksistensi dari bahasa indonesia harus lebih
diperkuat agar dapat hadir dan bersaing di forum internasional. Sudah seharusnya kita
memperkenalkan bahasa Indonesia ke kancah internasional, sebagaimana kesenian
Indonesia yang telah terjun terlebih dahulu dan telah dikenal oleh bangsa lain.
Tahun 2016 ini merupakan tahun mulai diberlakukannya MEA
(Masyarakat Ekonomi Asean) yang merupakan
bentuk terealisasinya perkembangan ekonomi dikawasan Asean terutama di 7
(tujuh) negara anggota Asean yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam,
Thailand, Philipina dan Myanmar. Hal ini tentunya akan berdampak pada berbagai
dimensi kehidupan seperti sosial, budaya, politik dan bahasa.
Untuk menuju MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) bahasa
indonesia sangat berperan penting dan berkembang, mengapa demikian, karena
bahasa Indonesia telah digunakan dan dikaitkan dalam segala kegiatan apapun.
Bahasa Indonesia pula yang mempersatukan beragam keanekaan bhineka tunggal Ika ,
etnis dengan berbagai bahasa di Indonesia. Dan pada era MEA (Masyarakat Ekonomi
Asean) dimana negara –negara anggota Asean akan melakukan pasar bebas yang
artinya bahasa Internasional akan diterapkan untuk komunikasi antar bangsa
lain. Hal ini harus mendapatkan perhatian khusus bagi bangsa untuk
menghadapinya, karena bisa jadi bahasa indonesia terancam eksistensinya,
karenana era MEA(Masyarakat Ekonomi Asean).
Salah satu faktor yang berpengaruh
luas adalah penggunaan bahasa sebagai sarana komunikasi antar negara Asean. Seperti
yang telah kita ketahui bahasa Inggris merupakan bahasa pengantar dalam semua
kegiatan. Hal ini sekiranya wajar mengingat bahasa Inggris yang merupakan salah
satu bahasa Internasional yang penggunanya banayak termasuk dikawasan Asean. Tapi
dalam kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengenal dan
memahami bahasa Inggris sebagai alat komunikasi yang universal.
Menyikapi hal tersebut, menurut saya pribadi tidak salah
jika bahasa Indonesia bisa mengambil peran sebagai bahasa pengantar MEA
(Masyarakat Ekonomi Asean). Bahasa Indonesia diharapkan mampu menjaadi bahasa
budaya di tengah dahsyatnya arus globalisasi.
Beberapa alasan mengapa bahasa Indonesia saya katakan
bisa berperan sebahagi bahasa pengantar MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) :
1.
Negara
Indonesia merupakan negara yang luas dan memiliki penduduk yang sangat banyak.
Indonesia memiliki
jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia dan terbanyak di Asean yang terdiri
atas berbagai macam suku dan bahasa daerah. Hal ini tentu saja meerupakan
potensi karena jumlah pembentuk bahasa Indonesia juga banyak. Walau demikian
namun untuk berkomunikasi dan berinteraksi debgan penduduk lainnya digunakan
bahasa Indonesia. Pada banyak komunitas dan perguruan tinggi diluar negeri pun
juga telah membuka jurusan atau memasukkan bahasa Indonesia sebagai salah satu
mata kuliah dalam kurikulumnya.
2.
Negara
Indonesia sangat menjanjikan dalam pasar Internasional karena memiliki kekayaan
alam yang melimpah
3.
Negara
Indonesia memiliki banyak kebudayaan yang unik dan menarik, hal ini tentunya
dapat menarik perhatian dunia dan bisa menguntungkan negara dalam pariwisata. Keanekaragaman
kekayaan alam dan budaya banyak yang belum digarap secara maksimal karena
terbatasnya sumber daya manusia pada bidang-bidang tertentu seperti pertanian,
perikanan, pariwisata, pertambangan, industri kecil dan menengah dan lainnya.
Selain itu daya saing daerah dan manusianya juga masih lemah. Hal ini
tentu menarik minat investor, pelaku-pelaku bisnis dan pekerja-pekerja terampil
dari negara MEA (Masyarakat
Ekonomi Asean) lainnya untuk memasuki lahan baru di Indonesia.
Untuk bisa memasuki pasar Indonesia tentu saja pelaku bisnis, investor dan
pekerja–pekerja terampil telah mempersiapkan diri mempelajari bahasa Indonesia
di tempat-tempat kursus atau tempat pelatihan bahasa Indonesia di negaranya
masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia memiliki potensi
sebagai bahasa pengantar MEA (MAsyarakat Ekonomi Asean).
4.
Secara
geografis Indonesia terletak pada jalur perdagangan internasional yang
menghubungkan samudra pasifik dan samudra Hindia
5.
Bahasa
Indonesia mudah dipahami dan dipelajari
Hal ini dibuktikan dengan pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan baik yang terkait dengan lafal, bentuk huruf,
bentuk kata dan unsur kata serapan. Lafal bahasa Indonesia sama bunyinya dengan
bentuk huruf dan kata, kata serapan dari bahasa asing dan daerah disesuaikan
pengucapannya. Selain itu juga sudah diterbitkan Tata Bahasa Baku
Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus istilah bidang keilmuan
seperti kamus bidang teknik, ekonomi, pertanian, kedokteran, pendidikan,
akuntansi dan lainnya. Dengan adanya sistem bahasa yang sudah standar, maka
bahasa Indonesia bisa dipelajari dan diminati sehingga memungkinkan dijadikan
bahasa pengantar MEA (Masyarakat
Ekonomi Asean)..
Menjaga eksistensi bahasa Indonesia di era MEA
(Masyarakat Ekonomi Asean) sudah menjadi tanggung jawab bersama bagi bangsa
Indonesia. Jika pada era MEA (masyarakat Ekonomi Asean) nanti kita dihadapkan
dapat menguasai bahasa Inggris dan dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
Inggris. Namun yang harus kita ketahui bahwa bahasa Indonesia tetaplah
identitas kita sebagai bangsa Indonesia yang harus tetap dijaga keasliannya.
Karena sebagian besar bangsa anggota Asean masih merupakan rumpun bahasa
Melayu, tidak menutup kemungkinan pula jika nantinya bahasa Indonesia bisa
menjadi bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi antar bangsa-bangsa di era
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).
Komentar
Posting Komentar